Skip to main content

Tantangan Revolusi 4.0 bagi Guru


 Tantangan Revolusi 4.0 bagi Guru
Oleh : Popi Noviany
Unit Kerja : SMKN 1 Cipanas

Revolusi industri 4.0 ini adalah keadaan yang secara alamiah membentuk masyarakat di seluruh dunia menjadi masyarakat informatif dan komunikatif.  Hal itu kita bisa cermati mulai muncul sejak adanya gawai berbasis android, yang mempermudah kehidupan manusia serta memperlancar komunikasi secara tak terbatas. Semua informasi menyebar dengan waktu yang cepat secara tek terbatas. Karena banyak orang yang mementingkan untuk memenuhi kebutuhannya terhadap gawai ini. Secara tidak langsung dan tidak disadari mereka memposisikan diri mereka di babak yang berbeda.
Sebagai seorang pendidik, guru harus banyak mempersiapkan diri terhadap perkembangan era digital ini.  Jika tidak, maka wibawa seorang guru akan hilang. Mengapa demikian, sumber ilmu pengetahuan seperti sudah dalam genggaman sejak adanya gawai pintar.  Apapun pengetahuan yang mereka butuhkan bisa didapatkan hanya dengan sekali klik saja. Siswa bisa lebih pintar daripada gurunya.
Dengan demikian, guru harus melek literasi digital. Mereka harus mampu megimbangi anak zaman now, istilah peserta didik sekarang yang sudah aktif memanfaatkan TIK meskipun mereka memiliki kemampuan itu secara otodidak, bukan melalui pembelajaran di kelas secara formal. Bagi mereka yang kritis, akan sangat mudah mengetahui cara melakukan atau membuat berbagai hal melalui tutorial yang bisa diakses melalui jaringan internet.  Itulah alasan mengapa setidaknya guru harus mampu memanfaatkan aplikasi pada berbagai multimedia yang berada di lingkungannya dan mereka punyai.
Agar guru juga bisa menjadi fasilitator yang baik yang dihargai oleh peserta didiknya, mereka pun harus selalu meng-upgrade ilmu serta membuat berbagai karya yang bermanfaat. Hal itu bisa dilakukan baik dengan cara membaca buku-buku berkualitas ataupun melalui diklat yang banyak disediakan oleh pemerintah maupun umum. Selain itu mereka pun harus mampu merancang pembelajaran yang menyenangkan, berpusat pada siswa serta melalui permainan-permainan yang membuat minat belajar siswa tinggi.
Bila guru mampu memanfaatkan semua media TIK yang tersedia dalam berbagai bentuk, maka KBM tidak hanya akan menarik, tapi juga mampu membuat siswa memahami ilmu yang diajarkan secara mendalam. Misalnya, dalam pembelajaran bahasa Indonesia khususnya di kelas X, terdapat materi mengenai Teks Prosedur Komplek. Guru dapat memanfaatkan media yang tersedia seperti halnya gawai siswa, dipadupadankan dengan sarana sekolah seperti proyektor, speker, whiteboard, dan memadukan model pembelajaran yang tepat dengan kondisi siswa di kelas seperti halnya model pembelajaran berbasis proyek. Maka pembelajaran akan terpusat pada siswa. Mereka akan belajar dengan sepenuh hati dan semangat. Yaitu dengan cara, pertama-tama siswa dapat diarahkan untuk memahami materi dasar melalui penayangan video tutorial. Kemudian mereka diminta untuk membuat tutorial lain yang bisa dilakukan melalui media gawai, baik itu untuk membuat prosedur membuat akun youtube sampai dengan mengunggah video cara melakukan atau membuat sesuatu karya mereka sendiri.
Selain itu, internet yang sudah menjamur pun tentu mampu menghapuskan batas ruang dan waktu dalam mencari ilmu di dukung dengan konten dan aplikasi yang beragam. Karena  tentu selain di sekolah, siswa pun dapat dengan mudah berkomunikasi dengan guru bila ada hal yang belum dimengerti di luar jam pembelajaran seperti halnya melalui media sosial dalam bentuk Video Call. Tidak hanya itu, bila guru berhalangan hadil dalam KBM pun, tentu VC ini bisa menjadi alternatif bila sarana di sekolah sudah cukup maksimal untuk melaksanakan pembelajan. Banyak konten dan aplikasi yang bisa dimanfaatkan untuk dapat memaksimalkan transfer ilmu seorang guru pada peserta didiknya seperti google classroom, edmodo, quiper, webex, media sosial dll. Dengan demikian jelaslah, guru akan mencapai keberhasilan dalam mentransfer imu, bila ia mampu meningkatkan pengetahuannya dalam bidang IT.

Comments

Popular posts from this blog

Task Analisys (Analisis Tugas) untuk Membangun Kemandirian Siswa Tunagrahita

Task Analisys (Analisis Tugas) untuk Membangun Kemandirian Siswa   Tunagrahita (Oleh: Ida Hamidah - Guru di SLB C Bina Asih Cianjur) Program Pengembangan Diri adalah “ruh” dari seluruh materi pembelajaran yang diberikan pada siswa tunagrahita. Salah satunya membelajarkan siswa pada kemandirian mengenakan pakaian. Mengingat siswa tunagrahita mengalami hambatan intelegensi dalam mengenakan pakaian sangat membutuhkan rincian-rincian tugas yang jelas (analisis tugas), dengan tujuan diharapkan siswa tunagrahita mampu memakai pakaian dengan baik dan benar. Analisis tugas (Task Analisys)   dirancang guru berdasarkan hasil asesmen.   Berikut ini analisis tugas dalam mengenakan pakaian (Kemeja berkancing). No Aspek yang Dinilai Skor Maksimal Kemampuan 1 2 3 1 Mampu mengambil kemeja berkancing 3 2 Mampu melakukan orientasi bagian ...