Skip to main content

Media Visual dalam meningkatkan pemahaman konsep irisan bidang dengan bangun ruang

Media Visual dalam meningkatkan pemahaman konsep irisan bidang dengan bangun ruang
Oleh. Encep Irwan, S.Pd.
SMA Pasundan Cikalongkulon

Pembelajaran matematika pada umumnya didominasi oleh pengenalan rumus-rumus serta konsep-konsep secara verbal, tanpa ada perhatian yang cukup terhadap pemahaman siswa bahkan sering diinterpretasikan sebagai aktifitas utama yang dilakukan guru, kondisi tersebut sangat sulit dicerna siswa dalam pembelajaran geometri, sebagian siswa tidak mengetahui mengapa dan untuk apa mereka belajar konsep-konsep geometri, karena semua yang dipelajari terasa jauh dari kehidupan mereka sehari-hari, siswa hanya mengenal objek-objek geometri dari apa yang digambar oleh guru dipapan tulis atau dalam buku paket matematika, dan hampir tidak pernah mendapat kesempatanuntuk memanipulasi objek-objek tersebut, akibatnya banyak siswa kesulitan dalam memahami konsep-konsep geometri, hal ini bisa saja terjadi karena siswa kurang memiliki pengetahuan prasarat, kurang mengetahui manfaat pelajaran matematika yang ia pelajari, yang utama daya abstraksi siswa kurang dalam memahami konsep-konsep matematika yang bersifat abstrak.
Dalam mengajarkan matematika sebaiknya diusahakan agar siswa mudah memahami konsep yang ia pelajari sehingga siswa lebih berminat untuk mempelajarinyamenurut Dienes (dalam Ruseffendi, 1980:134) menyatakan bahwa setiap konsep matematika dapat difahami dengan mudah apabila ada tidak pernah mendapat kesempatanuntuk memanipulasi objek-objek tersebut, akibatnya banyak siswa kesulitan dalam memahami konsep-konsep geometri, hal ini bisa saja terjadi karena siswa kurang memiliki pengetahuan prasarat, kurang mengetahui manfaat pelajaran matematika yang ia pelajari, yang utama daya abstraksi siswa kurang dalam memahami konsep-konsep matematika yang bersifat abstrak.
Dalam mengajarkan matematika sebaiknya diusahakan agar siswa mudah memahami konsep yang ia pelajari sehingga siswa lebih berminat untuk mempelajarinyamenurut Dienes (dalam Ruseffendi, 1980:134) menyatakan bahwa setiap konsep matematika dapat difahami dengan mudah apabila kendala utama yang menyebabkananak sulit memahami dapat dikurangi atau dihilangkan,
Dienes berkeyakinan bahwa anak pada umumnya melakukan abstraksi berdasarkan intuisi dan pengalaman kongkrit, sehingga cara mengajarkan konsep-konsep matematika dapat dilakukan dengan menggunakan bantuan objek kongkrit. Dengan demikian dalam mengajarkan matematika perlu adannya benda – benda kongkrityang biasa disebut alat peraga, alat bantu ini digunakan dengan maksud agar anak dapat mengoptimalkan panca inderanya bisa melihat, meraba, mendengar dan merasakan objek dalam proses pembelajaran,

Comments

Popular posts from this blog

Task Analisys (Analisis Tugas) untuk Membangun Kemandirian Siswa Tunagrahita

Task Analisys (Analisis Tugas) untuk Membangun Kemandirian Siswa   Tunagrahita (Oleh: Ida Hamidah - Guru di SLB C Bina Asih Cianjur) Program Pengembangan Diri adalah “ruh” dari seluruh materi pembelajaran yang diberikan pada siswa tunagrahita. Salah satunya membelajarkan siswa pada kemandirian mengenakan pakaian. Mengingat siswa tunagrahita mengalami hambatan intelegensi dalam mengenakan pakaian sangat membutuhkan rincian-rincian tugas yang jelas (analisis tugas), dengan tujuan diharapkan siswa tunagrahita mampu memakai pakaian dengan baik dan benar. Analisis tugas (Task Analisys)   dirancang guru berdasarkan hasil asesmen.   Berikut ini analisis tugas dalam mengenakan pakaian (Kemeja berkancing). No Aspek yang Dinilai Skor Maksimal Kemampuan 1 2 3 1 Mampu mengambil kemeja berkancing 3 2 Mampu melakukan orientasi bagian ...