Skip to main content

PENDIDIKAN “BERKARAKTER” TANAMKAN SEJAK USIA DINI


PENDIDIKAN “BERKARAKTER” TANAMKAN SEJAK USIA DINI

Oleh          : Nanang Ramdani,S.Pd
Unit Kerja : SMA Negeri 1.Padalarang

    Tujuan pendidikan berkarakter adalah terbentuknya insan Indonesia yang memiliki etika,moral dan prilaku yang mencerminkan budaya luhur suatu bangsa.
    Ini adalah sebuah proyek yang besar yang bukan hanya memerlukan dana besar tetapi juga butuh proses,waktu serta perhatian dari semua unsur lapisan masyarakat,baik dari pemerintahan,aktifis  pendidikan juga keluarga.
    Akhir-akhir ini dizaman milenial ini,banyak keluhan dari para orang tua,guru juga dari masyarakat sendiri berkaitan dengan etika,sopan santun dari generasi milenial ini,yang nota bene seolah sudah tidak lagi mencerminkan bangsa yang berbudi luhur seperti yang diajarkan oleh orangtua kita dahulu.
    Apakah ini tanda kemajuan ? Atau kemunduran ? Apakah ini imbas dari kemajuan teknologi? Ini jadui pertanyaan besar yang harus dijawab oleh kita.
Pendidikan berkarakter jangan hanya jadi semboyan semata,jangan hanya jadi proyek yang hanya membuang anggaran semata.tapi benar-benar projek bersama.projek bangsa sepanjang hayat dikandung badan.
    Contoh prilaku siswa yang sering dianggap sepele,yaitu membuang sampah sembarangan,berbicara tidak sopan terhadap guru dan orang tua atau berlalu dihadapan guru dan orang tua tanpa membungkukkan badan atau  mengucapkan permisi bahkan seakan hendak menyenggol kita.
    Ini yang harus jadi perhatian semua,apalah artinya siswa yang notabene dikatakan pintar,cerdas,tetapi sikapnya dicemooh.bahkan mungkin akan lebih dihargai orang yang tidak pandai tetapi bersikap terpuji.
     Sistim pendidikan “Berkarakter”yang akhir-akhir ini diwacanakan pemerintah,harusnya ditanggapi dengan serius terutama oleh guru-guru tigkat dasar seperti guru TK,PAUD,SD,Diniyyah dan Madrasah.Karena penanaman karakter pada tingkat ini adalah penanaman yang akan menjadi pondasi karakter yang kuat yang akan dibawa pada jenjang pendidikan berikutnya. Pernah terdengar sebuah kabar ,bahwa disebuah Negara yang dianggap berhasil pendidikannya.Bagaimana bapa dan ibu gurunya mengingatkan agar siswa-siswinya yang akan berwisata untuk tidak membuang sampah sembarangan.Sebelum pergi diingatkan untuk tidak membuang sampah sembarangan,didalam bis ketika akan turun diingatkan lagi untuk tidak membuang sampah sembarangan,ditempat wisata sebelum siwa-siswa bermain dikumpulkan dahulu dan diingatkan untuk tidak membuang sampah sembarangan.Lalu bagaimana dengan dikita?
   Kalau kita mengkaji ajaran Agama,Islam mengajarkan bahwa kebersihan adalah sebagian dari iman.Ini yang sering diabaikan.Apa jadinya jika ajarannya ada pada kita tapi prakteknya dilakukan oleh bangsa lain?
Yah…inilah Peer kita,Peer guru-guru kita,Peer pemerintah dan Peer Bangsa Indonesia.


Comments

Popular posts from this blog

Task Analisys (Analisis Tugas) untuk Membangun Kemandirian Siswa Tunagrahita

Task Analisys (Analisis Tugas) untuk Membangun Kemandirian Siswa   Tunagrahita (Oleh: Ida Hamidah - Guru di SLB C Bina Asih Cianjur) Program Pengembangan Diri adalah “ruh” dari seluruh materi pembelajaran yang diberikan pada siswa tunagrahita. Salah satunya membelajarkan siswa pada kemandirian mengenakan pakaian. Mengingat siswa tunagrahita mengalami hambatan intelegensi dalam mengenakan pakaian sangat membutuhkan rincian-rincian tugas yang jelas (analisis tugas), dengan tujuan diharapkan siswa tunagrahita mampu memakai pakaian dengan baik dan benar. Analisis tugas (Task Analisys)   dirancang guru berdasarkan hasil asesmen.   Berikut ini analisis tugas dalam mengenakan pakaian (Kemeja berkancing). No Aspek yang Dinilai Skor Maksimal Kemampuan 1 2 3 1 Mampu mengambil kemeja berkancing 3 2 Mampu melakukan orientasi bagian ...