Skip to main content

Metoda Pembelajaran Bervariasi Untuk Merubah Kemandirian Peserta Anak Berkebutuhan Khusus


Metoda Pembelajaran Bervariasi Untuk Merubah Kemandirian 
Peserta Anak Berkebutuhan Khusus
Oleh                : Euis Zahara
SLB Hanjuang Jaya KBB

Pembelajaran kemandirian peserta didik pada siswa berkebutuhan khusus  sangatlah penting terutama pada anak tunagrahita, agar  kecakapan hidup sehari-harinya  tidak  bergantung pada orang lain. Salah satu pembelajaran yang diberikan di SLB adalah pembelajaran Pengembangan Diri yang merupakan serangkaian kegiatan pembinaan dan latihan yang dilakukan oleh guru pendidikan khusus secara terencana dan terprogram terhadap individu yang membutuhkan layanan khusus yaitu yang mengalami gangguan koordinasi gerak motorik, sehingga mereka dapat melakukan kegiatan sehari-hari dengan tujuan meminimalisasi atau menghilangkan ketergantungan terhadap bantuan orang lain dalam beraktivitas.

Aktivitas kehidupan sehari-hari yang dimaksud dalam kehidupan sehari-hari dimulai dari aktivitas bangun tidur sampai tidur kembali dengan istilah ADL ( Actifity of Daily Living ). Pelaksanaan layanan bina diri yang diberikan pada siswa di SLB bervariasi sesuai hasil dari asesmen yang diberikan sebelumnya. Kemampuan bina diri terbagi menjadi tujuh macam  diantaranya : 1. Kebutuhan merawat diri, 2. Kebutuhan mengurus diri, 3. Kebutuhan menolong diri, 4. Kebutuhan komunikasi, 5. Kebutuhan sosialisasi, 6. Kebutuhan keterampilan hidup, 7. Kebutuhan mengisi waktu luang.

Metoda yang mudah dipahami oleh siswa  dalam pembelajaran pengembangan diri harus yang langsung dipraktekkan contohnya kebutuhan merawat diri, dengan materi tata cara makan dengan tangan, tujuannya siswa mampu  makan dengan tangan tanpa bantuan orang lain, metoda yang digunakan demontrasi, media yang digunakan meja, alat makan, makanan yang tidak berkuah, mangkok pencuci tangan dan lap tangan.

langkah-langkah yang digunakan sesuai urutan dari mulai tahap awal, tahap inti dan tahap akhir bagaimana tatacara makan yang baik, jika telah selesai siswa diberi tugas untuk dilaksanakan  di rumah. Prinsip pembelaran ini dimulai dari yang mudah yaitu makan dengan tangan sampai makan menggunakan sendok dan garpu.

Metoda yang sering digunakan selain demontrasi adalah metoda modelling karena metoda ini akan membawa siswa memiliki ketreampilan tertentu dari model yang ditirunya itulah yang cepat dan selalu diingat oleh siswa tunagrahita.

Contoh untuk dapat mengurus diri sendiri siswa dapat memakai baju yang berkancing maka diberikanlah model untuk ditirunya, model itu tidak harus selalu guru tetapi bisa oleh temannya lagi. Dengan dilibatkan temannya akan lebih berariati dan akan lebih menyenangkan tidak membosankan. Untuk pembelajaran pengembangan diri selalu diberikan analisis tugas yaitu teknik memecahkan tugas atau kegiatan menjadi langkah-langkah kecil yang berurutan sehingga siswa dapat mengerjakan seluruhnya.Analisis tugas itu ada tiga macam : 1. Analisis tugas rinci, 2. analisis tugas alur, 3. analisis tugas generalisasi 


Comments

Popular posts from this blog

Task Analisys (Analisis Tugas) untuk Membangun Kemandirian Siswa Tunagrahita

Task Analisys (Analisis Tugas) untuk Membangun Kemandirian Siswa   Tunagrahita (Oleh: Ida Hamidah - Guru di SLB C Bina Asih Cianjur) Program Pengembangan Diri adalah “ruh” dari seluruh materi pembelajaran yang diberikan pada siswa tunagrahita. Salah satunya membelajarkan siswa pada kemandirian mengenakan pakaian. Mengingat siswa tunagrahita mengalami hambatan intelegensi dalam mengenakan pakaian sangat membutuhkan rincian-rincian tugas yang jelas (analisis tugas), dengan tujuan diharapkan siswa tunagrahita mampu memakai pakaian dengan baik dan benar. Analisis tugas (Task Analisys)   dirancang guru berdasarkan hasil asesmen.   Berikut ini analisis tugas dalam mengenakan pakaian (Kemeja berkancing). No Aspek yang Dinilai Skor Maksimal Kemampuan 1 2 3 1 Mampu mengambil kemeja berkancing 3 2 Mampu melakukan orientasi bagian ...