Skip to main content

"BARKUIS PEMBANGKIT MOTIVASI BELAJAR SISWA", "VOA COMPETITION UNTUK MENINGKATKAN DAYA SAING"



BARKUIS PEMBANGKIT MOTIVASI BELAJAR SISWA
(TINA SUNDARI – SMKN 1 CISARUA)

Motivasi belajar merupakan salah satu faktor kunci yang menentukan keberhasilan belajar. Belajar tanpa adanya motivasi, sulit terlaksana dengan baik. Siswa yang mempunyai motivasi belajar yang kuat, akan mempunyai semangat dan gairah belajar yang tinggi, dan pada gilirannya akan dapat mencapai hasili belajar yang tinggi pula.
Kenyataan yang ditemui, motivasi belajar siswa kelas X Kompetensi Keahlian  Administrasi Perkantoran SMK Negeri 1 Cisarua, Kabupaten Bandung Barat masih rendah. Dari hasil pengamatan penulis dan beberapa guru yang mengajar di kelas XAP, ditemukan dalam pembelajaran masih banyak siswa kurang bersemangat dan bergairah, terkadang mengantuk, mengobrol, bermain handphone saat pembelajaran, rendahnya kedisiplinan dan keseriusan belajar, keterlibatan siswa dalam diskusi kelompok masih rendah, tidak kreatif, malas membaca, malu, tidak percaya diri untuk tampil, takut salah, pasif dalam mengikuti kegiatan belajar di kelas, tidak ada curiousity (keingintahuan), rendahnya kemauan untuk bertanya walaupun guru memberikan kesempatan, malas mengerjakan tugas (individu dan kelompok), saat ada pekerjaan rumah lebih mengandalkan menyontek jawaban teman.
Situasi seperti ini akan semakin memburuk pada siswa jika guru sebagai ujung tombak di kelas tidak dapat menghidupkan suasana kelas, dan mengefektifkan pembelajaran dengan metode yang tepat dan dapat meningkatkan motivasi belajar siswa.
Menyikapi hal tersebut penulis akhirnya mendesain pembelajaran dengan metode pembelajaran yang lebih menarik dan menyenangkan bagi siswa, dengan asumsi apabila siswa merasa senang dengan pembelajarannya maka akan meningkatkan motivasi siswa tersebut untuk mempelajari materi yang diberikan guru.
Di sisi lain ada satu hal yang tidak boleh dilupakan oleh seorang guru SMK adalah tuntutan dunia kerja, yang menetapkan bahwa lulusan SMK tidak hanya dituntut menguasai  kompetensi teknis dan akademis (Hardskill) semata, tetapi juga dibutuhkan sikap dan karakter diri yang tangguh, atau yang biasa disebut Softskill, diantaranya meliputi rasa percaya diri, kemandirian, mampu berkomunikasi dengan baik, dan kemampuan bekerja sama. Oleh karena itu, metode pembelajaran yang dikreasikan oleh seorang guru SMK selain harus menyenangkan, juga harus mampu menginternalisasi dan membangun karakter hebat pada diri siswa.
            Terinspirasi dari pengalaman yang diperoleh oleh penulis saat mengikuti pelatihan guru di Australia selatan, penulis mengkreasikan media dan metode pembelajaran yang diberi nama Barkuis. Barcode dengan metode Diskusi dan pemberian Kuis, dimana siswa melakukan kegiatan belajar dengan menggunakan alat yang dekat dengan kehidupan mereka sehari-hari yaitu handphone, metode diskusi untuk mengkomunikasikan materi, diakhiri dengan pemberian kuis menggunakan aplikasi Kahoot yang menyenangkan.
Langkah-langkah pembelajaran dengan Barkuis adalah : 1) Implementasi awal kegiatan pembelajaran dimulai dengan penyiapan materi pembelajaran oleh guru ke dalam website atau blog yang dimiliki dan dikelola oleh guru, selain materi pelajaran guru juga mempersiapkan materi evaluasi berupa kuis dengan menggunakan aplikasi kahoot 2) satu minggu sebelum pemberian materi, guru mengkondisikan siswa ke dalam beberapa kelompok yang terdiri dari 4-6 orang dan meminta 3-4 orang siswa dari tiap kelompok untuk menginstal aplikasi Barcode reader pada handphone yang mereka miliki, 3) guru menyiapkan media pembelajaran berupa barcode-barcode yang sudah dicetak/diprint dan apabila discan akan muncul materi pembelajaran sesuai kompetensi yang akan diajarkan, 4) pada jadwal pembelajaran yang telah ditentukan, guru menempelkan print barcode materi pembelajaran pada dinding kelas, dikelompokkan berdasarkan subjek materi, 5) guru meminta tiap kelompok untuk men-scan barcode yang berisi materi pelajaran, tiap kelompok men-scan barcode hanya pada salah satu dinding kelas, apabila dalam satu dinding terdiri dari beberapa barcode, ketua kelompok membagi tugas kepada anggota kelompoknya agar semua barcode berhasil terbaca, pastikan jaringan internet tersedia, 6) materi pelajaran yang telah terunduh oleh masing-masing kelompok diekstraksi, dan disajikan  menggunakan aplikasi PowerPoint, 7) masing-masing kelompok berdiskusi dan membagi tugas untuk mempersiapkan presentasi di depan kelas, materi yang dipresentasikan sesuai dengan hasil men-scan tiap kelompok, 8) siswa dari kelompok lain diberi kesempatan untuk bertanya atau memberi masukan, 9) penampilan kelompok dilakukan bergiliran hingga semua materi tersampaikan, 10) guru memberikan masukan dan pembenahan atas materi yang telah dipresentasikan tiap kelompok, 11) kegiatan pembelajaran dengan Barkuis diakhiri dengan kegiatan kuis untuk mengukur keterserapan materi oleh siswa, kegiatan kuis dengan menggunakan aplikasi kahoot memicu siswa untuk siap berkompetisi, 2) siswa dengan perolehan nilai tertinggi pada sesi kuis mendapat reward dari guru.
Pembelajaran dengan Barkuis ini memiliki aspek positif membangun karakter siswa sebagai persiapan mengarungi dunia kerja nyata, diantaranya jiwa gotong royong, kemandirian, dan keberanian berkompetisi. Selain itu pembelajaran ini juga sangat menyenangkan dan membina keakraban di antara siswa. Di sisi lain kelemahan pembelajaran dengan metode  ini sangat tergantung dengan adanya koneksi internet.
Setelah diadakan kegiatan pembelajaran dengan Barkuis ini, terbukti antusiasme siswa dalam mengikuti pembelajaran mengalami peningkatan yang cukup besar, sehingga berdampak pada peroleh prestasi belajar siswa, yang terindikasi pada hasil evaluasi siswa kelas XAP pada mata pelajaran ini yang 90 % mencapai nilai di atas Kriteria Ketuntasan Minimal. Semoga penerapan metode pembelajaran ini dapat menginspirasi kita untuk mengembangkan metode pembelajaran lain yang lebih inovatif.


VOA UNTUK MENINGKATKAN DAYA SAING
(TINA SUNDARI – SMKN 1 CISARUA)

Pendidikan memiliki kontribusi yang besar untuk menciptakan kualitas sumber daya manusia yang memiliki daya saing dalam menghadapi era revolusi industri 4.0. Untuk bisa mencapai itu maka proses pembelajaran di sekolah harus dikreasikan dengan tepat agar bisa menggali potensi siswa dan mengasah jiwa daya saingnya.
Kegiatan Lomba Keterampilan Siswa (LKS) Siswa SMK baik di tingkat kabupaten ataupun tingkat provinsi merupakan wahana untuk mengapresiasi kemampuan siswa SMK, mengasah daya saing siswa, juga untuk mengukur tingkat keberhasilan proses pembelajaran di sekolah. Selain itu LKS juga digunakan sebagai salah satu cara untuk memotivasi semangat belajar siswa di Kompetensi Keahlian masing-masing sehingga dapat menjadi calon pekerja yang cerdas, adaptif, terampil, dan berstandar mutu yang ditetapkan oleh  dunia kerja.
1.        Meningkatkan kemampuan peserta didik SMK khususnya dalam penguasaan kompetensi keahlian masing-masing.
2.        Mengukur kompetensi siswa/i SMK sesuai dengan kualifikasi yang dibutuhkan dunia kerja.
3.        Meningkatkan citra SMK, baik di tingkat Kabupaten maupun tingkat Provinsi
4.        Memberikan kesempatan dan motivasi kepada siswa untuk berkompetisi secara positif dan menumbuhkan kebanggaan pada kompetensi keahlian yang ditekuninya.
SMK Negeri 1 Cisarua sebagai sekolah Negeri yang sudah berdiri sejak tahun 2013 belum pernah mengikutsertakan siswanya untuk berada dalam event yang menguji daya saing seperti LKS, baik di tingkat kabupaten atau di tingkat provinsi, dengan alasan .....

BELUM BERESSS....


                I MISS KANGAROO
(TINA SUNDARI – SMKN 1 CISARUA)





Comments

Popular posts from this blog

Task Analisys (Analisis Tugas) untuk Membangun Kemandirian Siswa Tunagrahita

Task Analisys (Analisis Tugas) untuk Membangun Kemandirian Siswa   Tunagrahita (Oleh: Ida Hamidah - Guru di SLB C Bina Asih Cianjur) Program Pengembangan Diri adalah “ruh” dari seluruh materi pembelajaran yang diberikan pada siswa tunagrahita. Salah satunya membelajarkan siswa pada kemandirian mengenakan pakaian. Mengingat siswa tunagrahita mengalami hambatan intelegensi dalam mengenakan pakaian sangat membutuhkan rincian-rincian tugas yang jelas (analisis tugas), dengan tujuan diharapkan siswa tunagrahita mampu memakai pakaian dengan baik dan benar. Analisis tugas (Task Analisys)   dirancang guru berdasarkan hasil asesmen.   Berikut ini analisis tugas dalam mengenakan pakaian (Kemeja berkancing). No Aspek yang Dinilai Skor Maksimal Kemampuan 1 2 3 1 Mampu mengambil kemeja berkancing 3 2 Mampu melakukan orientasi bagian ...